Danantara, lembaga investasi baru milik pemerintah Indonesia, didirikan untuk meningkatkan investasi strategis dan memperkuat ekonomi nasional. Terinspirasi oleh Temasek Holdings dari Singapura, Danantara bertujuan untuk mencapai kesuksesan serupa namun tetap waspada agar tidak menemui nasib seperti 1MDB di Malaysia.
Temasek, berdiri tahun 1974 dengan modal S$354 juta dan berkembang menjadi S$389 miliar pada 2024, telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Dengan Singapura di peringkat ketiga dalam Indeks Persepsi Korupsi, kepercayaan publik terhadap pengelolaan Temasek sangat kuat. Sebaliknya, Indonesia berada di peringkat 99, menimbulkan tantangan lebih kompleks bagi Danantara dalam menjaga transparansi dan kepercayaan publik.
📊 Transparansi Sebagai Modal Kepercayaan: Dengan latar belakang korupsi yang berbeda, Danantara harus ekstra hati-hati dalam menjaga transparansi dan integritas. Keberhasilan Temasek, didukung oleh tingkat korupsi yang rendah di Singapura, menunjukkan pentingnya dukungan masyarakat yang solid.
🌐 Pengelolaan yang Bebas dari Kepentingan Politik: Penting bagi Danantara untuk menghindari menjadi alat politik. Pengelolaan yang profesional dan transparan diperlukan untuk memisahkan kegiatan investasi dari kepentingan politik dan menghindari konflik kepentingan.
🔍 Strategi Adaptasi dan Inovasi: Danantara perlu mengadaptasi strategi Temasek dan menerapkannya sesuai dengan konteks lokal Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata, terutama bagi kelas menengah.
🤝 Pengaruh dan Dampak Sosial: Investasi Danantara harus berdampak langsung pada masyarakat, meningkatkan kualitas hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Dengan pendekatan yang transparan dan bertanggung jawab, Danantara berpotensi besar untuk menjadi kekuatan baru dalam ekonomi regional, menghindari jalur 1MDB.
Salam #HidupTenangSenang
Novry Simanjuntak, #OpungBrielle